BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Brand merupakan suatu identitas dari suatu perusahaan karena
dapat menggambarkan perilaku bisnis atau organisasi itu sendiri. Branding pada
perusahaan sangat penting, karena dapat memberikan kesan baik atau buruknya
perusahaan. Tidaklah mudah untuk menentukan arah, desain sebuah brand
perusahaan. Dimulai dari tujuan didirikannya perusahaan atau bisnis, bidang
industri yang dipilih, serta market yang dituju, juga menentukan arah kreasi
promosi. Promosi pada perusahaan juga tidak kalah penting, karena apabila
perusahaan tidak mempromosikan perusahaannya dengan baik, maka masyarakat juga
sulit untuk mengenal perusahaan tersebut.
Brand bukan sekedar
logo atau nama perusahaan, melainkan image atau persepsi seseorang tentang
produk atau sebuah perusahaan. Brand adalah kombinasi lengkap dari asosiasi
yang orang bayangkan ketika mendengar sebuah nama perusahaan atau produk. Apa yang harus di lakukan, katakan dan tampilkan ke depan publik.
Ibaratnya, brand bagi sebuah perusahaan adalah reputasi bagi seseorang.
Meskipun kita mungkin menemukan beberapa hal yang membuat kita tertarik dengan
seseorang, namun untuk menciptakan hubungan yang mendalam, kita haruslah
memiliki nilai-nilai, peminatan, dan otentisitas yang sama. Hal yang sama juga
berlaku bagi perusahaan. Koneksi yang mendalam dan tahan lama hanya bisa
terjalin jika pelanggan dan klien berbagi nilai dengan kita. Maka, semakin baik
kita mendefinisikan nilai-nilai kita, bertindak berdasarkan nilai-nilai
tersebut, dan mengkomunikasikannya dengan pelanggan , semakin dalam pula
koneksi yang kita ciptakan.
Disini saya akan
membahas tentang dua buah Brand yaitu Dominos Pizza dan Pizza Hut, karena kedua
jenis pizza ini sama sama mencuri
perhatian, karena keduanya terbukti mampu bersaing selama belasan tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
- Perbandingan dan Persaingan antara Dominos Pizza dan Pizza Hut
Bicara tentang persaingan di pasar Domino’s Pizza kudapan kategori pizza waktu mereka buka di Indonesia. Pertama kali di Jakarta dan tidak terlalu memikirkannya karena tahu bahwa di Jakarta kemungkinan akan
survive, mengingat begitu banyak kebutuhan akan restoran dan di Jakarta pun sudah
banyak restoran pizza yang survive selain Pizza Hut.
Domino’s pizza bgtu membuka outlet di Jakarta, konsumen teringat dengan Papa Ron’s yang sudah menurun bisnisnnya kalah
dibandingkan dengan Pizza Hut. Tentu dari sisi value yang ditawarkan, Pizza Hut
unggul sekali. Berbeda sekali dengan apa yang ditawarkan oleh
Domino’s. Rasanya Domino’s telah mampu menciptakan diferensiasi untuk melawan
Pizza Hut, menjadi alternatif masyarakat mengkonsumsi pizza dengan harga yang
lumayan.
Dengan tagline oleh brand Dominos Pizza "Pizza Panas dan
Baru di Pintu Anda Dalam 30 Menit Atau Kurang, Atau Gratis"
Berikut adalah diferensiasi yang mereka miliki :
Dan tagline oleh Pizza Hut "Berbagi bersama di Pizza Hut!"
Berikut adalah diferensiasi yang mereka miliki :
Content
Dari segi produk rasanya tidak terlalu banyak perbedaan dengan Pizza Hut, maksudnya dari segi rasa sama-sama enak. Dari segi harga pun mirip-mirip. Bahkan bisa dibilang Domino’s memiliki jumlah menu yang jauh lebih sedikit dibanding Pizza Hut. Karena konsep yang mereka tawarkan adalah kepraktisan, bukan dine-in habit atau restoran yang ditujukan untuk duduk dalam jangka waktu yang lama. Berkaitan dengan konsep ini maka produk yang ditawarkan pun berkisar pada pizza, pasta-pun hanya ada lasagna, dan dessert pun hanya 2 jenis saja.Jenis yang tidak kita temukan di Pizza Hut adalah jenis dengan roti yang tipis, jadi di Domino’s ada 2 jenis, roti biasa dan roti tipis dengan harga yang lebih mahal karena isi pizza jadi lebih banyak.
Context
Cukup optimis, mengapa? Karena dilihat ada 2 hal yang mereka lakukan dengan baik :
Yang pertama adalah mereka thing global act local!
Namun tentu hal ini tidak cukup, mereka harus move forward pada pengelolaan database konsumen saat ini. Mengenai hal ini saya belum lihat langkah mereka ke arah sana (mungkin saja mereka lakukan untuk database delivery mereka), namun untuk konsumen walk in store, tidak ada tanda-tanda pengelolaan database.Dengan konsep mereka yang sangat LN mereka cukup lokal dalam berstrategi komunikasi. Salah satunya adalah dengan menggantungkan menu mereka di pintu-pintu perumahan, sama seperti yang pesaing mereka lakukan
Berikutnya adalah tentang Efisiensi!
Dengan konsep kepraktisan yang diusung, mereka memiliki jumlah karyawan yang sangat sedikit. Perhatikan di counter mereka hanya ada 3 orang. 1 orang kasir, 1 orang pembuat pizza, 1 orang supervisor merangkap pemberi order. Dengan tidak adanya piring, tidak perlu dicuci, tidak perlu ada waiter yang mengantar (karena konsumen mengambil sendiri pesananannya) tentu akan menghemat biaya SDM yang sangat besar, dan bayangkan saja jika kita membandingkannya dengan Pizza Hut yang mengusung konsep pelayanan, begitu banyak SDM yang mereka gunakan. Dalam bisnis, efisiensi merupakan faktor yang signifikan dalam menjamin sustainability perusahaan.
Yang menarik adalah konteksnya, cara mereka
menjual. Domino’s come out dengan konsep serba praktis. Makan pizza praktis
ajalah tidak usah ribet! Seperti cara orang Amerika makan pizza. Di luar negeri,
Domino’s adalah counter pizza pinggir jalan, di mana orang bisa mampir, spend
time max 15 minutes untuk makan, atau bisa dibungkus makan di taman or di rumah
untuk nonton. Pizza is simple. Begitu juga dengan konsep yang mereka bawa ke
Indonesia. Mereka tidak menggunakan piring, jadi baik yang makan di tempat
maupun yang di bungkus menggunakan kemasan karton. bagian paling unik dan dapat diekspos adalah mereka mengunggulkan ‘fresh’nya mereka, saat kita pesan, adonan dari roti pizza nya baru mereka buat, jadi kita bisa mengintip para petugasnya membuat adonan tersebut seperti di mie laiker, dengan tepung dan adonan yang dilempar-lempar. Pizza Hut tidak mengusung open kitchen, jadi kita tidak tahu apakah adonannya baru dibuat atau sudah lama. Tapi di Domino’s hal itu dijadikan nilai jual, diekspos dan bisa jadi daya tarik.
Lalu perhatikan iklan-iklan yang ditayangkan Pizza Hut. Pasti menayangkan suasana keluarga sedang makan bersama di restoran Pizza Hut atau teman-teman kantor yang sedang berkumpul. Ada juga yang menampilkan dua orang, entah pasangan, entah teman. Saya sih tidak pernah menemukan iklan Pizza Hut yang hanya dibintangi satu pemain iklan saja. Perhatikan tagline ini "Berbagi bersama di Pizza Hut!"Apakah Anda membacanya sambil bernanyi di dalam hati? Mungkin ada yang iya, ada yang tidak, tapi saya yakin kebanyakan pembaca pasti hafal dengan jingle Pizza Hut yang satu ini karena jingle ini terus-menerus dikumandangkan di akhir iklan Pizza Hut di televisi. Tagline Pizza Hut mengajak konsumen untuk makan bersama-sama di Pizza Hut. Tagline ini menekankan bahwa makan yang menyenangkan adalah bersama-sama, bukan sendirian.
bagian paling unik dan dapat diekspos
adalah mereka mengunggulkan ‘fresh’nya mereka, saat kita pesan, adonan dari
roti pizza nya baru mereka buat, jadi kita bisa mengintip para petugasnya
membuat adonan tersebut seperti di mie laiker, dengan tepung dan adonan yang
dilempar-lempar. Pizza Hut tidak mengusung open kitchen, jadi kita tidak tahu
apakah adonannya baru dibuat atau sudah lama. Tapi di Domino’s hal itu
dijadikan nilai jual, diekspos dan bisa jadi daya tarik.
Infrastructure
Kemudian dari sisi pelayanan, mereka cukup
mengekspos delivery service mereka, karena balik lagi ke konsep pemahaman bahwa
Pizza adalah praktis, bisa di makan kapan saja, di kantor, di acara ulang
tahun, di rumah, atau di mana saja.Kepraktisan ini yang sama sekali tidak dianut
oleh Pizza Hut, karena Pizza Hut mengusung konsep makan di restoran, bersama
keluarga, teman, dll dalam waktu yang lama. Dan menurut saya Domino’s bisa come
out dengan something new, dan hal ini jauh lebih baik dibandingkan head to head
dengan raksasa seperti Pizza Hut (seperti yang dilakukan oleh Papa Ron’s
Pizza).
Di gerai Domino’s juga tersedia wifi, dan
bangunannya pun nyaman sangat cocok dengan konsep yang mereka usung.
pertanyaannya adalah apakah mereka akan
survive? Jawabannya tentu bisa kita lihat di 2-3 tahun mendatang. Karena
biasanya siklus industri restoran adalah di tahun ke-3, saat konsumen loyal
harusnya sudah terbentuk. Di tahun pertama dan kedua adalah konsumen coba-coba,
sedangkan tugas terberat adalah mengkonversi para konsumen coba-coba menjadi
konsumen loyal.
Cukup optimis, mengapa? Karena dilihat ada 2 hal yang mereka lakukan dengan baik :
Yang pertama adalah mereka thing global act local!
Namun tentu hal ini tidak cukup, mereka harus move forward pada pengelolaan database konsumen saat ini. Mengenai hal ini saya belum lihat langkah mereka ke arah sana (mungkin saja mereka lakukan untuk database delivery mereka), namun untuk konsumen walk in store, tidak ada tanda-tanda pengelolaan database.Dengan konsep mereka yang sangat LN mereka cukup lokal dalam berstrategi komunikasi. Salah satunya adalah dengan menggantungkan menu mereka di pintu-pintu perumahan, sama seperti yang pesaing mereka lakukan
Berikutnya adalah tentang Efisiensi!
Dengan konsep kepraktisan yang diusung, mereka memiliki jumlah karyawan yang sangat sedikit. Perhatikan di counter mereka hanya ada 3 orang. 1 orang kasir, 1 orang pembuat pizza, 1 orang supervisor merangkap pemberi order. Dengan tidak adanya piring, tidak perlu dicuci, tidak perlu ada waiter yang mengantar (karena konsumen mengambil sendiri pesananannya) tentu akan menghemat biaya SDM yang sangat besar, dan bayangkan saja jika kita membandingkannya dengan Pizza Hut yang mengusung konsep pelayanan, begitu banyak SDM yang mereka gunakan. Dalam bisnis, efisiensi merupakan faktor yang signifikan dalam menjamin sustainability perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Kedua buah brand tersebut harus mampu bersaing secara sehat
2. Dalam memasarkan produknya mereka harus berbenah dan melakukan pengembangan
3. Inovasi dan diferensiasi sangat dibutuhkan untuk menarik minat konsumen
4. Mereka harus memberikan kepuasan tertinggi kepada pelanggan dengan mengendalikan kualitas produk agar sesuai dengan harapan pelanggan, melakukan penyempurnaan secara terus menerus, dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Untuk meningkatkan peluang pemasaran merek atau potensi yang kita miliki adalah dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu kekuatan atau keunikan yang ada dalam diri kita, baru kemudian mengemas dan mempromosikan manfaat, potensi, dan keunikan kita yang dimiliki. Tujuan mengenali hal-hal tersebut adalah membantu mengenali nilai-nilai dan professional dalam pribadi kita. Ini akan sangat membantu kita untuk memasarkan diri kita secara halus serta jujur, berenergi, dan yakin. Yang perlu kita garis bawahi dalam membangun merek pribadi yang kita miliki adalah menghidupkan nilai-nilai yang kita miliki dalam menciptakan kunci menuju merek diri yang sukses
No comments:
Post a Comment